Mediasurya, Medan
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera bagian utara (Sumbagut) menerima sebanyak 1.021 pengaduan pada perode Januari – Desember 2023.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Sumbagut, Wan Nuzul Fachri mengatakan bahwa dari jumlah total pengaduan itu, sebanyak 453 berhubungan dengan sektor perbankan, 263 pengaduan terkait asuransi, sebanyak 167 berkaitan perusahaan pembiayaan.
Lanjutnya, ada juga pengaduan terkait fintech peer-to-peer (P2P) lending yang berizin OJK sebanyak 119 pengaduan, dan sisanya adalah pengaduan yang melibatkan layanan industri keuangan non bank (IKNB) dan sektor pasar modal.
“Ada sebanyak 9.135 permintaan layanan yang diterima OJK Sumut selama periode Januari hingga Desember 2023 yang berasal dari masyarakat di wilayah Sumut. Di antara jumlah tersebut, kategori pengaduan sebanyak 1.021,” tutur Nuzul, Kamis (8/2/2024)
Sambung Nuzul lagi, sebagian besar dari permintaan yang masuk terdiri dari pertanyaan, dengan jumlah mencapai 7.177 pertanyaan, dan sisanya ialah permohonan informasi yakni sebanyak 937 permintaan.
Terkait penanganan ribuan pengaduan yang diterima melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), tambahnya, Kantor OJK Sumut telah melakukan upaya penyelesaian secara berkelanjutan, baik melalui pengaduan yang berindikasi sengketa maupun pelanggaran
Dia menyebut dari total 1.021 pengaduan itu, sebanyak 917 pengaduan atau sekitar 89,81% telah berhasil diselesaikan Kantor OJK Sumut.
“Hampir 90% telah kami selesaikan melalui proses penanganan yang efektif. Sedangkan sisanya saat ini masih dalam tahap penyelesaian,” lanjutnya.
Selain itu, Kantor OJK Sumut juga aktif melakukan tindakan pencegahan sebagai perlindungan konsumen dengan melakukan edukasi ke masyarakat seputar sektor jasa keuangan.
Nuzul menjelaskan, selama Januari hingga desember 2023 kantor OJK Sumut telah mengadakan sebanyak 82 kegiatan edukasi keuangan.
Kurang lebih 25.460 peserta di Sumut terangkum berpartisipasi di seluruh rangkaian kegiatan edukasi tersebut.
“Termasuk dalam kegiatan itu ialah program Roadshow Edukasi Daerah 3T yang dilaksanakan dengan mengandalkan kendaraan Simolek Edutainment OJK. Jadi kendaraan Simolek ini bergerak langsung ke kabupaten yang masuk kategori tertinggal, terdepan, dan terluar dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat seputar sektor jasa keuangan,” terang Nuzul.
Disisi lain, OJK juga melibatkan mahasiswa untuk turut serta dalam mengedukasi masyarakat. Mahasiswa-mahasiswa yang disebut Sobat SIKAPI itu dipersiapkan OJK sebagai pelaksana kegiatan edukasi keuangan dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
“Terkait Sobat SIKAPI kami sudah menyelenggarakan kegiatan training of trainers (ToT) Sobat SIKAPI di berbagai universitas di Sumut. Sobat SIKAPI yang terdiri dari mahasiswa yang dipilih oleh pihak universitas ini merupakan infrastruktur sumber daya manusia yang dipersiapkan OJK sebagai pelaksana kegiatan edukasi keuangan ke daerah,” tutupnya. (JB Rumapea)