Deli Serdang,mediasurya.id – Dandim 0205/Tanah Karo “Letkol Inf Robert B. Herdian Panjaitan”, melaksanakan serta memberikan materi pada kegiatan Pendidikan dan Latihan Khusus Pimpinan (DIKLATSUSPIM) Korps Komando Angkatan terhadap Muda Muhammadiyah (KOKAM) Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara. Acara ini bertempat di Mess Biarkah Bumi Perkemahan Sibolangit, Jalan Pramuka Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang pada Minggu, 21/09/2025 mulai pukul 08.30 wib.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang merupakan anggota KOKAM Pemuda Muhammadiyah Sumut. Dalam kesempatan tersebut, Dandim 0205/TK memberikan materi tentang pentingnya Jiwa Korsa dan Bela Negara.
Materi yang disampaikan Dandim 0205/TK meliputi berbagai aspek penting, antara lain:
1. Wawasan Kebangsaan Indonesia tercetus/ diikrarkan pada sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 sebagai tekat perjuangan dan merupakan konvensi Nasional. Mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Wawasan Kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia yang waktu itu masih bersifat lokal ternyata tidak membawa hasil, karena belum adanya persatuan dan kesatuan, sedangkan di sisi lain kaum kolonial terus menggunakan politik adu domba atau devide et impera. Kendati demikian, catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam dalam usaha mengusir penjajah dari nusantara.
3. Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat nasional, yakni perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai kekuatan yang nyata. Kesadaran tersebut kemudian mendapatkan bentuk dengan lahirnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan tonggak awal sejarah perjuangan bangsa yang bersifat nasional itu, yang kemudian disusul dengan lahirnya gerakan-gerakan kebangsaan di bidang politik, ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, pers dan kewanitaan.
4. Tekad perjuangan itu lebih dipertegas lagi dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan ikrar “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia”. Wawasan kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah bersatu padu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam perjalanan sejarah itu telah timbul pula gagasan, sikap, dan tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur. Sikap dan tekad itu adalah dari satu Wawasan Kebangsaan.
5. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
6. Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya
7. Saat ini adalah Perang Proxy atau Proxy War yaitu sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
8. Ada lima nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam bela negara agar menjadi landasan sikap dan perilaku warga negara, yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara.
9. Sumpah Pemuda adalah salah satu momen penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Singkatnya, Sumpah Pemuda adalah peristiwa pembacaan sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda tanah air yang dilakukan dalam Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928.
10. Jiwa korsa dapat terbentuk karena tiga faktor yaitu, faktor sejarah, faktor tujuan, dan faktor idealis.Faktor sejarah mempengaruhi karena adanya kesamaan sejarah yang dialami oleh sebuah kelompok, dengan adanya kesamaan sejarah menjadikan rasa senasib sepenanggungan terbentuk secara alami.
Kegiatan ini menekankan pentingnya Jiwa Korsa dan Bela Negara dalam menciptakan kekompakan, solidaritas, dan tanggung jawab dalam organisasi, demi kepentingan bangsa dan negara.
Kegiatan DIKLATSUSPIM KOKAM Pemuda Muhammadiyah Sumut selesai pada pukul 10.32 WIB serta keadaan aman, tertib dan terkendali.
Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Raimon Nainggolan