Karo, mediasurya.id – Kabanjahe, minuman Teh Susu Telor, yang juga dikenal sebagai Teh Talua atau TST, yang sangat digemari masyarakat Karo.
Salah satu pecinta minuman TST ini kita sebut Pak Unyil yang sangat pandai meracik minuman tersebut.

“Saya sangat suka dengan minuman TST ini sehingga saya buat sendiri”. Ucap Unyil sambil tersenyum.

TST ini memiliki sejarah yang menarik dan beragam di Indonesia, terutama di Sumatera Barat. Minuman ini memiliki asal-usul yang berbeda-beda, dengan beberapa cerita yang mengaitkannya dengan tradisi Minangkabau, dimasa kolonial, dan bahkan legenda tentang pembangunan tugu Jam Gadang yang berada di bukit tinggi.

Teh Talua, sebagai nama dalam bahasa Minangkabau, memiliki makna “teh” dan “telur,” yang merujuk pada bahan utama minuman ini. Minuman ini sudah menjadi bagian dari budaya Minangkabau sejak lama dan sering diminum di berbagai acara tradisional.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Teh Talua muncul sebagai alternatif bagi masyarakat yang dilarang minum kopi oleh Belanda. Para pekerja kemudian membuat teh dari daun teh atau ampas teh pabrik dan mencampurnya dengan telur yang tidak laku di pasaran.

Ada pula cerita yang menyebutkan bahwa Teh Talua muncul dari kuning telur yang digunakan dalam pembangunan Jam Gadang dan kemudian dicampur dengan teh.

Teh Talua dulunya hanya dikenal di kedai-kedai tradisional, tetapi kini mulai populer di restoran dan kafe, serta dikenal luas sebagai minuman favorit di Karo, daerah Sumatra Utara dan Sumatera Barat.

Di karo, Teh Susu Telor dikenal dengan singkatan “TST,” yang biasa digunakan nama yang umum di masyarakat.

Secara keseluruhan, Teh Susu Telor (Teh Talua atau TST) memiliki sejarah yang kaya dan beragam, mulai dari tradisi Minangkabau hingga masa kolonial dan legenda lokal, yang membuatnya menjadi minuman yang unik dan populer di Indonesia.

(Debi A’a)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *